REVIEW BUKU
v Buku
ini menceritakan tentang bagaimana
penulis membagikan pengalamannya dalam mendidik anak-anaknya dalam masa
perkembangan mereka dan mendampingi para keluarga lainnya untuk mendidik anak-anak
mereka.
v Komentar
dan penilaian yang cocok untuk dibaca:
Buku ini sangat bagus dibaca untuk
para orang tua yang mengalami kebingungan dalam menghadapi perkembangan anak
mereka, bagaimana sikap yang harus dilakukan orang tua ketika anak mereka
tumbuh menjadi dewasa dan perilaku mereka menjadi berubah dan tidak sesuai
dengan harapan orang tua serta menjadi
landasan bagi orang tua untuk lebih memahami seperti apa potensi dan
keinginan serta harapan dari anak yang diinginkan mereka untuk dilakukan oleh
orang tua dalam keluarga.
v Pendapat
menurut buku ini isinya bagaimana:
Bagus
karena:
ü Dalam
buku ini terdapatnya tehnik-tehnik yang memotivasi dan inovatif terkait
pengasuhan.
ü Kiat-kiat
meningkatkan pertumbuhan pribadi yang menarik yang didukung dengan pandangan
secara Alkitabiah yang sesuai dengan penerapan perkembangan rohani.
ü Metode
yang dikemukakan untuk mengatasi hambatan/kekurangan.
ü Strategi
yang telah diterapkan oleh penuli dalam keluarga mereka untuk menciptakan waktu
keluarga yang akrab dan berarti.
v Analisis
menurut teori parenting:
Dalam sistem keluarga terdapatnya tiga dimensi, yaitu:
Dalam sistem keluarga terdapatnya tiga dimensi, yaitu:
1. Cohesion
adalah merasa dekat secara emosional dengan orang lain.
· Cohesion juga dideskripsikan sebagai
kebersamaan, respek dan kepercayaan, berbagi waktu santai, nilai privat,
berbagi waktu makan (Curran,1983) serta komitmen pada keluarga, waktu bersama
dan saling menyemangati (Krysan, Moore & Zill ,1990)
· Keseimbangan antara berpisah dan
kebersamaan adalah inti dari cohesion dalam keluarga. Anggota keluarga perlu
menyeimbangkan antara intim dan bersama dengan anggota keluarga yang lain
dengan mandiri dari keluarga sehingga bisa membentuk diri sebagai individu.
Analisis berdasarkan buku:
Dalam
buku ini, orang tua diajak oleh penulis untuk mengembangkan kepercayaan
terhadap anak dengan tidak membatasi hal-hal yang ingin dilakukan oleh anak
sehingga dari hal itu anak bisa menemukan dan mengembangkan potensi yang ada
dalam diri karena adanya dukungan dari keluarga, respek dan kepercayaan dari
orang tua untuk mengembangkan kemampuan dari hal yang disukai anak. Orang tua
juga diharapkan untuk menyempatkan diri ditengah kesibukan bekerja untuk mendampingi anak-anak mereka ketika ada
moment-moment penting dalam hidup mereka yang membutuhkan kehadiran orang tua
pada moment tersebut, sebagai contoh ketika anak mendapat kesempatan dari sekolah
untuk tampil dalam orkestra sekolah, tanpa anak mengatakan bahwa sebenarnya ia
ingin orang tuanya untuk datang melihat penampilannya, orang tua seharusnya
lebih dulu respek untuk menyadari hal tersebut.
2. Flexibility
adalah jumlah perubahan yang terjadi dalam leadership, role relationship dan
relationship rules.
· Flexibility juga dideskripsikan sebagai
berbagi tanggungjawab, ritual dalam keluarga (Curran, 1983) serta kemampuan
beradaptasi dan aturan yang jelas (Krysan, Moore and Zill, 1990)
Analisis berdasarkan buku:
Orang
tua harus menampilkan citra diri yang baik terhadap anak-anaknya jika orang tua
ingin agar anak mereka kelak mejadi seperti apa yang mereka harapkan. Adanya
sistem yang diterapkan oleh Ayah untuk tugas-tugas dalam rumah tangga membuat
anak terbentuk untuk bertanggung jawab, membuat keputusan yang baik dan
mengatur waktu dengan baik dirumah. Sebagai contoh, bagaimana pun banyaknya
pekerjaan seorang ayah, ia harus tiba dirumah pukul 5pm−sekalipun itu berarti
bahwa ia harus kembali kekantor sesudah makan malam untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Ibu berada dirumah dan mendampingi anak bersekolah. Dan anak-anak tahu bahwa mereka tidak boleh
terlambat pulang atau bertanya apakah mereka boleh makan dirumah teman.
Anak-anak harus berada di rumah.
3. Communication
juga dideskripsikan sebagai afirmasi satu sama lain (Curran, 1983) serta
ekspresi dan apresiasi (Krysan, Moore and Zill, 1990).
Analisis berdasarkan buku:
Dalam
berkomunikasi terhadap anak, kunci untuk menciptakan komunikasi dengan
anak-anak adalah kesiapsediaan dan ketekunan. Orang tua harus mudah ditemui
anak-anak ketika mereka ingin mengutarakan sesuatu. Waktu-waktu yang paling
banyak digunakan adalah sebelum tidur, bangun tidur sebelum melakukan apa-apa,
dan sepulangnya dari sekolah. Demikian pula dengan saat-saat ketika orang tua
menikmati liburan dengan anak-anak−apabila mereka merasa aman dan dikasihi,
lebih mudah bagi mereka untuk berbagi perasaan dan mempererat kelekatan antar
anggota keluarga.